wholesalejerseywow.com

Intip Rambo dan Bejo, Sapi Kurban Presiden Prabowo asal Tegal dan Polewali Mandar

Sapi Kurban setiap tahun saat Hari Raya Iduladha, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari besar keagamaan ini dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT dan wujud solidaritas sosial. Tradisi ini juga diikuti oleh para pemimpin negara, termasuk Presiden Republik Indonesia. Pada Iduladha 2025 ini, perhatian publik tertuju pada dua ekor sapi kurban milik Presiden Prabowo Subianto yang berasal dari dua daerah berbeda: Tegal, Jawa Tengah, dan Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Uniknya, kedua sapi tersebut diberi nama yang cukup mencolok: Rambo dan Bejo.

Sapi Kurban

Sapi Kurban Rambo, Sapi Gagah dari Tegal

Rambo adalah sapi jenis simmental dengan bobot luar biasa, sekitar 1,1 ton. Sapi ini dibeli langsung dari seorang peternak di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang telah lama dikenal sebagai sentra peternakan sapi berkualitas di Pulau Jawa. Nama “Rambo” dipilih bukan tanpa alasan. Sapi ini memiliki postur gagah, berotot, dan tampak sangat prima — mengingatkan pada tokoh film aksi legendaris yang menjadi simbol kekuatan dan ketangguhan.

Menurut sang peternak, Bapak Sumarno, Rambo telah dirawat dengan penuh perhatian selama hampir tiga tahun. Makanan utamanya terdiri dari rumput segar, konsentrat tinggi protein, dan sesekali tambahan vitamin untuk menjaga kebugarannya. Ia juga mendapatkan pemeriksaan rutin dari dinas peternakan setempat. Proses perawatan intensif ini menjadikan Rambo sebagai sapi pilihan yang layak menjadi hewan kurban orang nomor satu di Indonesia.

Sumarno mengaku bangga sapi hasil ternaknya terpilih sebagai hewan kurban Presiden. “Ini adalah kehormatan besar, tidak hanya bagi saya sebagai peternak, tapi juga untuk masyarakat Tegal,” ujarnya dengan mata berbinar.

Sapi Kurban Bejo, Sapi Lokal dari Polewali Mandar

Sementara itu, di ujung lain Nusantara, seekor sapi lokal berjenis bali yang diberi nama Bejo menjadi perbincangan hangat. Bejo berasal dari Polewali Mandar, sebuah kabupaten pesisir di Sulawesi Barat yang memiliki kekayaan alam dan budaya agraris yang kuat. Bobot Bejo memang lebih kecil dari Rambo, yaitu sekitar 850 kilogram, namun pesonanya tidak kalah. Dengan warna cokelat kemerahan yang khas dan tampilan yang sehat serta lincah, Bejo mencuri perhatian banyak orang.

Bejo dipelihara oleh Pak Haji Lembu, seorang peternak lokal yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Ia memberi nama “Bejo” karena berharap sapi ini membawa keberuntungan — dan benar saja, harapannya menjadi kenyataan. Ketika tim dari Istana Kepresidenan datang memilih sapi, Bejo langsung menarik perhatian karena posturnya yang simetris dan kondisi tubuh yang ideal.

Menurut keterangan dari Dinas Peternakan Sulawesi Barat, Bejo telah melewati serangkaian pemeriksaan kesehatan dan kelayakan sebagai hewan kurban. “Sapi ini sehat, tidak cacat, dan memenuhi semua kriteria. Kami bangga sapi lokal bisa tampil di tingkat nasional,” kata Kepala Dinas Peternakan setempat.

Sapi Kurban Presiden Prabowo dan Komitmen terhadap Peternakan Lokal

Pemilihan Rambo dan Bejo sebagai hewan kurban Presiden Prabowo tidak sekadar simbolis. Ini adalah bentuk nyata dari dukungan terhadap peternakan rakyat. Dalam beberapa kesempatan, Presiden Prabowo telah menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk dengan mendukung peternak kecil di seluruh penjuru tanah air.

Kebijakan ini sejalan dengan visi besar untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan dan mandiri dalam produksi hewan ternak. Dengan memilih sapi dari Tegal dan Polewali Mandar, Presiden tidak hanya menunjukkan keberagaman geografis, tetapi juga potensi peternakan lokal yang layak diapresiasi dan dikembangkan.

Pemilihan dua sapi dari dua pulau besar — Jawa dan Sulawesi — juga mencerminkan semangat persatuan dan kebhinekaan yang selalu dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa. Dalam konteks Iduladha, hal ini menjadi sangat relevan karena semangat berkurban bukan hanya tentang ritual, tetapi juga solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama.

Sapi Kurban Makna Kurban dan Harapan Masyarakat

Hari Raya Iduladha sejatinya bukan hanya tentang menyembelih hewan. Ini adalah momentum untuk mempererat hubungan antar sesama umat manusia, khususnya antara mereka yang berkecukupan dengan yang membutuhkan. Daging dari Rambo dan Bejo akan dibagikan kepada masyarakat yang berhak menerima di sekitar lokasi penyembelihan, termasuk masyarakat miskin, yatim piatu, dan kaum dhuafa.

Masyarakat di Tegal dan Polewali Mandar menyambut baik perhatian dari Presiden Prabowo ini. Mereka merasa diikutsertakan dalam perayaan nasional, dan merasa bangga bahwa hasil ternak lokal mereka dapat berkontribusi dalam momen penting seperti ini. Kehadiran hewan kurban dari daerah mereka juga diharapkan membawa dampak positif pada sektor peternakan, baik dari sisi ekonomi maupun semangat untuk terus meningkatkan kualitas.

Sapi Kurban Penutup

Kisah Rambo dan Bejo bukan sekadar tentang dua ekor sapi kurban. Lebih dari itu, ini adalah simbol dari keberpihakan kepada rakyat kecil, pengakuan terhadap potensi daerah, dan pesan moral bahwa kekuatan dan keberuntungan bisa datang dari mana saja — asalkan ada niat baik dan kerja keras. Semoga semangat kurban tahun ini membawa berkah bagi seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi pengingat bahwa dalam berbagi, kita menemukan kekuatan sejati sebagai bangsa yang satu.

Exit mobile version